Friday, May 30, 2008

Menunggang takdir mengemudikan nasib

Saya sungguh prihatin menemukan banyak orang yang hidup dengan setengah hati. Tidak bersemangat dan TIDAK INGIN MERASA BAHAGIA. Mengeluh tanpa henti, dan merusak dirinya sendiri dengan perasaan khawatir yang berlebihan. Sikapnya yang pahit dan tidak pernah bersyukur itu bukan saja merusak dirinya sendiri, tapi juga membuat orang-orang di sekelilingnya ikut menderita.
Orang-orang seperti ini selalu punya excuse untuk kegagalan hidupnya. Selalu punya kambing hitam untuk ketidaksuksesannya. Tidak sabar menderita dan tidak ingin berusaha semaksimal kemampuannya. Dan di antara kambing hitam yang paling besar adalah TAKDIR.
Anda memang tidak dapat mengubah TAKDIR. Tapi Anda dapat mengubah nasib Anda kalau Anda mau. Ya. Sekali lagi kalau Anda mau! Seorang kenalan saya, mendapat kecelakaan yang menyebabkan dia kehilangan penglihatan. Usaha berobat tentu saja dilakukan waktu itu, tapi dia tetap buta. Sudah takdir.
Tapi dia tidak membiarkan TAKDIR menginjak-injak dia dan melumatkan dirinya. Dia bangkit. Dia temukan cinta kasih Tuhannya dalam kegelapan. Dia temukan pontensi dirinya dalam ketidakberdayaannya. Dia akhirnya bisa menunggangi takdirnya. Mengendalikannya untuk membawanya ke tempat dia ingin tuju. Dia tidak mengeluh. Tidak meminta belas-kasihan orang lain. Dia bahkan memilih bersekolah di sekolah umum, bukan sekolah khusus untuk orang buta. Dia tidak menangis ketika harus jatuh dari ojek, atau kecemplung ke dalam got yang baunya luar biasa. Dia bahkan berhasil menggondol gelar Sarjana Hukum.
Tidak itu saja, perjuangannya dan perjalanan hidupnya bahkan menjadi berkat untuk orang lain. Dia membantu banyak orang sekarang ini dalam tugas pelayanannya.
Mungkin prestasinya membuat Anda berdecak kagum. Tapi kepada Anda yang sehat jasmani dan sering mengeluh, sebaiknya Anda merasa malu. Berhentilah menyalahkan Takdir, karena Takdir hanya akan menertawakan Anda. Bangkitlah. Saat ini juga ke atas punggung TAKDIR dan biarkan dia mengantarkan Anda ke tempat tujuan Anda.
Saya mempunyai seorang sahabat baik, seorang pengusaha sukses. Tadinya saya mengira dia putri seorang kaya. Saya tahu, suaminya memang nggak kaya-kaya amat. Jadi saya secara bodoh mengira dia bisa memiliki semua itu karena warisan orang tua. Ternyata saya salah.
Pengusaha sukses ini pernah bertemu dengan TAKDIR yang tidak bisa dia tolak. Kemiskinan. Orang tuanya bangkrut—jatuh miskin ketika dia masih duduk di bangku SMA. Ayahnya tidak sanggup menerima pukulan itu dan terganggu pikirannya. Kerjanya bengong sepanjang hari. Si Pengusaha ini bersama ibunya harus membuat kue untuk menghidupi keluarganya yang terdiri dari seorang ayah yang sakit jiwa, seorang ibu yang semakin kurus kering, dirinya dan adik perempuannya yang masih bocah.
Ketika lulus SMA, pengusaha ini mendapat tawaran bekerja di sebuah bank swasta nasional, karena direktur bank tersebut yang mengenal baik keluarganya merasa kasihan kepadanya. Tapi pengusaha menolak. Dia tidak ingin TAKDIR menginjak-injakkan kakinya di atas kepalanya. Dia menginginkan hal yang lebih besar daripada jabatan Kasir di sebuah bank! Dengan uang hasil menjual mesin-mesin pabrik ayahnya yang sudah lama tidak beroperasi, dia berhasil mengumpulkan uang. Secukupnya untuk membeli tiket pesawat terbang kelas ekonomi ke Jerman. Di sana dia bekerja apa saja untuk mengumpulkan uang kuliah. Dia berjuang keras untuk mendapatkan bea siswa. Dia terus bekerja dan belajar tanpa pernah membuang waktu untuk mengeluh.
Kemenangannya memang luar biasa. Dia bisa menyelesai kuliahnya, berhasil mengangkat kehidupan keluarganya di Indonesia. Membelikan rumah untuk orang tuanya di kota lain, di mana ayahnya dapat melupakan kegetirannya. Dan dia juga berhasil menyekolahkan adiknya hingga menjadi seorang dokter yang sukses.
Jika orang buta bisa mengalahkan takdir, Anda pasti bisa.
Bukalah mata Anda, lihat di sekeliling Anda, orang-orang sukses bukanlah orang yang mendapat warisan besar, tapi orang-orang yang berani mengendalikan takdirnya dan berjuang tanpa mengeluh.
Nasihat saya,
Jangan berkompromi dengan takdir Anda jika Anda ditakdirkan lahir di dalam kemiskinan.
Jangan berkompromi dengan Takdir meskipun Anda menderita cacat.
Jangan cepat menerima rasa kasihan orang lain.
Jangan mengasihani dirimu sendiri.
Jangan menerima pekerjaan Kasir, jika Anda bisa menjadi Pengusaha.
Mulailah sekarang juga! Seperti Yesus pernah memerintahkan kepada seorang lumpuh yang terbaring tak berdaya di atas tilamnya..."Bangunlah! Angkat kasurmu dan pergilah!" Maka orang lumpuh itupun berjalan...

Sumber ://http://www.ejkok.com/ceritaseru.php?id=10

No comments: